Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Sinkronisitas

Saya pertama kali mendengar istilah ini dari salah satu judul cerpen berjudul sama yang ditulis Mba Dee dalam buku kumpulan cerpennya. Saya begitu tertarik dengan kata ini. Setidaknya dalam sehari saya pasti bertemu dengan sebuah peristiwa yang terangkum dalam istilah ini. Sebut saja namanya Budi, orang yang disukai Rara sahabat saya. Rara mengeluh ketika Rara berusaha melupakan Budi, justru ia malah semakin tidak bisa melupakannya. “Bayangin aja, tadi pas gue naik damri. Di jalan ada warteg namanya ‘warteg Budi’ gimana gue bisa lupa cobaa?” Lalu Rara pernah tiba-tiba teriak ketika membaca buku, “Oh My God! baca kalimat ini deh. Bacaa,” hebohnya sambil menyodorkan buku tentang etika. Di situ ada bab yang judulnya ditulis besar-besar: BUDI PEKERTI.  Haha. Yah, selain karena sinkronisitas, apa-apa yang dialami Rara tersebut juga karena nama ‘Budi’ itu termasuk pasaran (baca: banyak yang pakai), wajar kalau ketemu di mana-mana. Sejak tahu istilah ini, dari pada menyebut suatu per