Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

NewMom Diary #4: Baby Blues?

Gambar
Kehidupanku berubah 180 derajat. Aslinya. Tahu penjara? Rasanya seperti itu. Dipenjara. Dipenjara dalam cinta.. #eaaa Dulu, sebelum punya anak, pagi-pagi bisa santai menyiapkan sarapan untuk suami. Mandi, berpakaian rapih, menyapu dan mengepel rumah, lalu menikmati segelas susu hangat sambil mendengarkan MQFM. Ah, nikmat manakah yang kau dustakan? Setelah punya anak…

Newmom Diary #3: ASIX vs Sufor

Gambar
Panggil saya Mahmud. Iya, maMAH MUDa, hehe. Saya resmi menjadi ibu tanggal 27 Juli kemarin. Tapi hampir saja saya gagal menjadi ibu. Lho? Bukannya udah brojol ya dedenya? ASI saya tidak keluar.   Itu sama rasanya seperti lama-lama menggesek batu untuk menciptakan api, api tercipta, tapi tidak ada bahan makanan yang bisa dimasak. Percuma. "Udah, dikasih susu formula aja. Kasihan tuh dedenya, nangis terus. Lapar."   "Duh, kasihan ya dedenya nangis terus. ASInya nggak ada, sih."   "Oh, susuin dede ke ibu itu aja, ASInya kayaknya banyak."

Newmom Diary #2: Hi, I'm Ismail!

Gambar
Ismail Karim Mardani.   Nak, kami beri nama kamu begitu. Nama ini sudah ummi dan abi persiapkan sejak kamu 4 bulan di dalam kandungan. Yah , nama lengkapnya sih baru terpikirkan setelah kamu lahir. Tapi 'Ismail' seperti sudah Allah gariskan menjadi namamu, karena abimu mendapatkan nama itu lewat mimpinya.

NewMom Diary #1: Akhirnyaa!

Gambar
“Akhirnyaaa...!” uwa tertawa girang menatapku dan bayiku rebahan di ranjang.   “Ya, akhirnya merasakan,” aku pun tertawa.   Ibu, melahirkan secara normal ternyata tak semudah yang kubayangkan sebelumnya. Segala teori yang kubaca dari berbagai artikel soal meringankan rasa sakit melahirkan tak ada satu pun yang mempan.   “Tarik nafas lewat hidung, hembuskan perlahan lewat mulut,” tips dari sebuah artikel, atau, “Bayangkan anda akan memeluk bahagia buah hati anda dalam beberapa jam ke depan, abaikan rasa sakit.”   Nyatanya, sakit tetaplah sakit. Ada yang bilang melahirkan itu seperti perjuangan hidup dan mati. Aku setuju, bu. Saat mencapai puncak, rasanya aku tak peduli lagi mau mati atau hidup, aku pasrah, yang penting rasa sakit ini akan segera hilang.

Prolog: Ya, aku menikah.

Gambar
Hwaa . Rasanya sudah lama sekali saya tidak posting di blog. Maklum, pekerjaan ibu rumah tangga cukup menguras banyak pikiran dan sedikit tenaga *uhuukk . Ya, saya sudah menikah sekarang. Dan jika ada yang bertanya bagaimana rasanya menikah? Saya hanya bisa menjawabnya dalam dua kata: Luar Biasa ! Saya dan suami bertemu lewat suatu proses penjodohan yang sekarang terkenal dengan istilah ‘taaruf’ . Iya, itu, yang tukeran biodata, terus ketemu, terus nikah.  Hah? Nggak pacaran dulu nih? Aduh, pacaran udah mainstream eung, saya dan suami lebih memilih mencoba yang anti-mainstream dan tentunya, halal. Zaman Rasulullah nikah itu nggak dibikin sulit. Kalau ada seseorang yang disukai, ya tinggal bilang ke Rasulullah, nanti disampaikan maksudnya. Atau langsung datang aja sendiri ke orangtuanya. Lebih simpel. Nggak harus berduaan dulu di tempat yang sepi, makan malam di luar, nonton di bioskop, lalu setelah yakin dengan keseriusan satu sama lain baru nikah. Ri

Oke, mulai nulis (lagi)!!

Gambar
“Saya tidak pernah tahu siapa kakek saya, bagaimana kehidupannya. Karena kakek saya tidak pernah meninggalkan apapun tentang hidupnya.” – Iwan, Penulis “...kita menulis untuk meninggalkan sesuatu untuk cucu kita.” –Kick Andy Hai! Wew, udah lama juga ya saya nggak nulis di blog. Maklum, dirinya mengalihkan duniaku *uhukk. Buat yang belum tahu (nggak penting juga, sih), bulan ini berarti   saya sudah 8 bulan jadi istrinya suamiku *ehh. Maksutnya, saya sudah 8 bulan menikah, dan sudah 8 bulan-an lebih saya tidak menulis di blog, dan menuju hampir 8 bulan juga bagi seseorang yang sedang tumbuh besar di rahim saya. Pasti banyak cerita juga yang ingin saya coretkan di sini. Dari mulai yang geje-geje, sampai yang punya hikmah mengharukan dan meneteskan air mata. Anyway, I’m coming back!