Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

#Recaps Musafir Ma’al Quran Ep. 01

Gambar
Di perjalanan yang melintasi jalanan di antara kota kota dan para penduduk, Karena dengan persahabatan bersama Al-Quran, Allah satukan hati kita, Allah satukan hati kita, Dan untuk mengagungkan ayat Al-Quran, telah kita datangi setiap pintu, Berjalan di atas jalan yang benar, Sebelum muncul sebuah perkara dariNya. (Theme Nasheed Musafir Ma’al Quran)

Recaps: Musafir Ma’al Quran—Prolog

Saat zaman-zaman belum jatuh cinta banget dengan Al-Quran, waktu saya sering terkuras habis dengan nonton Drama Korea dan sejenisnya, jika saya ketinggalan satu episode saja, saya langsung searching recaps-nya di internet. Bagi saya, baca recaps suatu drama sama saja dengan menontonnya secara langsung, karena dialog dalam drama tersebut ditulis dengan detail plus disertai gambar (dipikir-pikir sekarang, kok orang yang nulis recaps drama korea ini rajin amat ya :D)

My Day #10 SMS Penuh Cinta

Adalah hal yang niscaya, keimanan manusia sifatnya yaazid wa yanquus —bertambah dan berkurang. Ketika bertambah, apa yang akan kita lakukan? Ketika sedang berkurang, apa yang akan kita lakukan? Di sini letak perbedaan antara orang-orang berislam dengan benar alias bertaqwa dengan orang-orang yang berislam biasa-biasa saja. Tapi jangan khawatir, ketika iman kita berkurang, Allah tidak akan membiarkan hambanya larut dalam kemalasan begitu saja. Allah selalu memotivasi hambanya dengan cara yang unik, bisa kasat mata maupun tidak, yang jelas tergantung mata hati kita bisa melihat ‘motivasi Allah’ ini atau tidak.

Ini tentang Ekspresi

Saya baru tahu kalau saya orangnya ekspresif. ‘Ekspresif’ di sini maksudnya raut wajah muka saya bisa mengekspresikan emosi yang berbeda-beda secara JELAS. Adalah salah satu murid saya ketika menuliskan kesan untuk saya selama mengajar di kelasnya menuliskan hal yang menurut saya menarik dan belum pernah saya dengar, “Sensei, kalau udah kesel mukanya keliatan.” Wah? Wah? saya jadi langsung meneliti raut muka saya sendiri. Jangan-jangan dari raut muka yang tidak bisa saya kontrol ini bisa melahirkan musuh dari orang-orang terdekat. Dan begitu saya tanyakan perihal ini kepada sahabat saya, dia dengan cepat mengangguk, “Iya, Fi. Ekspresi Afi itu keliatan jelas.”

PPL: Siswa, Gadget, dan Kekuatan Lapar

Bukankah manusia itu mengerikan? Mereka selalu menganggap diri mereka paling benar, padahal antara  manusia yang satu dengan yang lainnya pendapatnya tak jarang berbeda bagai dua sisi mata uang. Kuharap aku adalah gunung yang pada hari kiamat nanti menuruti komando Israfil untuk beterbangan di langit dan membuat manusia takut. Yah, kita kesampingkan soal itu, kalimat-kalimat di atas hanya unek-unek pagi dari otak yang sedang eneg. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang keseharian saya selama PPL. Hari-hari di mana saya menemukan banyak hal-hal istimewa yang membuat saya bertasbih dan beristighfar.

Ujian PPL : What exactly am I Worrying About? Part 2

Gambar
This is d-Day. Day of war. Haa, begitulah kira-kira pikiranku sehari sebelum ujian. Seperti yang kuceritakan sebelumnya, pada mulanya aku merahasiakannya dari para siswa kelas X9 bahwa aku akan ujian di sana. Namun setelah dipikir-pikir, pasti mereka akan marah begitu tahu Afi Sensei membohongi mereka dan membawa 3 orang guru ke dalam kelas untuk memperhatikan mereka, akhirnya aku memberitahukan mereka di hari Senin.

Ujian PPL : What exactly am I Worrying About? Part 1

Gambar
Rabu 8 Mei tepatnya, aku ujian PPL. Disebut ‘ujian’ pun sebenarnya hanya ngajar seperti biasa, cuma bedanya: ada jurinya. Takdir mengharuskanku ujian di kelas yang paling ‘wah’. Jika dibandingkan dengan kelas lain yang kuajar, kelas ini punya memori istimewa dalam hatiku (ceilee), selain anak-anaknya cerewet abis, dulu saat awal PPL ada beberapa orang siswa laki-laki yang berani ‘ngeloyor’ keluar kelas di tengah aku menerangkan materi pelajaran. Ngeloyor begitu aja, tanpa bilang sepatah kata pun, melewatiku yang akhirnya terbengong-bengong di depan kelas *iniciyus*. Tak hanya itu, ada seorang siswa yang bahkan santai jalan-jalan mencontek saat ulangan dan beberapa ocehan ‘kebun binatang’ yang mengiringi respon mereka terhadap materi yang kusampaikan, yang tentunya, sempat bikin ngelus dada dan istighfar banyak-banyak setiap keluar dari kelas itu. Tapi praise to Allah yang telah membolak-balikkan hati, setelah beberapa kali tatap muka dan memberikan pendekatan individu sec