afie.amaliya

Tanggal 30 Juli malam hari tiba-tiba adik gue bilang: “Itu Dendi. Jago maen piano.” Dendi? Siapa itu? Gue pernah punya kenalan namanya Dendi, anak fakultas olahraga. Tapi seinget gue Dendi nggak jago maen piano. “Itu, Dendi, best player DOTA, milyarder, pro.” “Hubungannya sama maen piano apa?” “Iya kan jarinya cepet,” ucapnya semangat sambil meragain main piano dengan heboh. Lalu kami mulai membayangkan. Bagaimana si Ogi, karyawan bakso di tempat kami suatu saat jadi pro juga di DOTA. Karena jarinya terbiasa membuat bakso. Lalu Fuad, dia bisa jadi pro juga karena jarinya handal saat mijitin bapak. Perjalanan hidup gue mendampingi adik-adik hingga dewasa ini membuat gue mengangguk maklum akan kehadiran DOTA. Gue masih inget, gimana Fuad menggerak-gerakkan tangannya seperti ular ke sana ke mari sambil bersuara, “Dzuu, dzuuu, ciuww!” yah, kurang lebih suaranya seperti itu. Lalu Oik, yang hingga SMP (sekarang pun kadang-kadang masih

Oke, ini section baru di blog gue. Ceilee.. pake 'gue', gaul amat yak. Menyesuaikan dengan section PG kali ini, jadi pake kata 'gue'. PG itu singkatan dari 'Pojokan Geje'.   Eum, kadang banyak tulisan gue yang rasa-rasanya ketika gue baca ulang, ternyata tidak ada manfaatnya sama sekali bagi keselamatan umat manusia. Hanya bermanfaat buat gue sendiri saat kepengen nostalgia atau berimajinasi.   Tulisan-tulisan yang gue anggap geje ini kadang bikin gue ngakak, yah itu fungsi utamanya sih. Maka di section 'PG' inilah semua tulisan geje itu bermuara. Tulisan ringan agak polos gimana gitu.   Tolong jangan terlalu dianggap, ceritanya si gue lagi latihan nulis. Udah, gitu aja. -Afie