PG #1: DOTA


Tanggal 30 Juli malam hari tiba-tiba adik gue bilang:
“Itu Dendi. Jago maen piano.”

Dendi? Siapa itu? Gue pernah punya kenalan namanya Dendi, anak fakultas olahraga. Tapi seinget gue Dendi nggak jago maen piano.

“Itu, Dendi, best player DOTA, milyarder, pro.”
“Hubungannya sama maen piano apa?”
“Iya kan jarinya cepet,” ucapnya semangat sambil meragain main piano dengan heboh.

Lalu kami mulai membayangkan. Bagaimana si Ogi, karyawan bakso di tempat kami suatu saat jadi pro juga di DOTA. Karena jarinya terbiasa membuat bakso. Lalu Fuad, dia bisa jadi pro juga karena jarinya handal saat mijitin bapak.

Perjalanan hidup gue mendampingi adik-adik hingga dewasa ini membuat gue mengangguk maklum akan kehadiran DOTA. Gue masih inget, gimana Fuad menggerak-gerakkan tangannya seperti ular ke sana ke mari sambil bersuara, “Dzuu, dzuuu, ciuww!” yah, kurang lebih suaranya seperti itu. Lalu Oik, yang hingga SMP (sekarang pun kadang-kadang masih) tiba-tiba berlari penuh semangat di dalam rumah, lalu melompat sebentar, lalu berlari lagi sambil mengeluarkan suara yang sama, suara khas robot yang sedang berperang.

Dan begitu gue tanya, itu lagi ngapain? Apa yang dibayangkan? Maka adik-adik gue menjawab dengan jawaban yang sama: pertarungan luar angkasa. Hooo, dahsyat!

Lalu sekarang DOTA hadir seolah-olah bikin imajinasi mereka sudah ada di luar kepala, nyata dalam bentuk 3D. Bergabung dengan imajinasi player lainnya yang sebagian besar emang kaum Adam. Mereka menyerang, membunuh, membeli senjata, bringas..., dalam beberapa jam saja. Setelah itu kembali ke aktivitas nyata, seperti garuk-garuk leher atau ngelap ingus.

Buat yang belum tahu DOTA, searching sendiri aja ya. Gue nggak niat-niat amat memperdalam DOTA, cuma pasca lebaran kemarin ngelihat Fuad dan Oik anteng bener depan laptop, nggak tahunya mainin game yang ada godzila kecilnya gitu, berpetualang menelusuri hutan dan beberapa tempat lainnya. Saking kudetnya gue soal DOTA, ada beberapa istilah yang sempet gue salah denger, seperti:

A: “Itu ke mana orangnya?”
O: “Mati.”
A: “Hah? Mandi?” << ini emang guenya aja yang gudeg, eh, budeg.
Gue nggak inget scene salah denger yang lainnya, haha.
Buat penyuka DOTA, cuma satu pesen gue: mandi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Situs Download dan Baca Komik Gratis

Kotoba #2 ほっといて!  (Hottoite!)