Kapiten Pattimura yang Sering Masuk Masjid

Kenyataan menggelitik tentang kondisi sedekah kita

Ketika saya mengikuti seminar dengan Pemateri Ust. Kemas Mahmud di Masjid Al-Furqon UPI dalam Pesantren Mahasiswa di bulan Ramadhan kemarin, beliau menuturkan, bahwa, bersikap hemat bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi kaya. Lho? “Hemat mungkin bisa meminimalisir pengeluaran kita, tapi tidak bisa membuat harta kita bertambah,” tutur beliau.
Lalu cara yang bisa menambah rezeki kita? Sedekah.

Islam mengajarkan untuk senantiasa menyisihkan sebagian hartanya (baca:bukan sebagian kecil) untuk diberikan kepada yang lebih membutuhkan atau disalurkan di jalan Allah. Dengan sedekah, kita berusaha membersihkan harta kita, dan dengan begitu insya Allah menjadi berkah.

Kisah nyata yang dialami oleh seseorang yang saya kenal, ketika beliau melihat dompet, uang beliau tinggal 12 ribu lagi, dan entah mungkin karena takdir-Nya, sesaat setelah melihat dompetnya yang tipis itu, di depannya ada seorang pengemis, lalu beliau dengan yakin akan ada penggantinya, serta merta memberikan seluruh uang yang ia miliki. Pasrah, hanya satu kata yang beliau genggam. Tak lama kemudian sebuah sms datang dari saudara beliau yang memberitahukan sudah menransfer uang untuk beliau. Alhamdulillah.

Namun, melihat kondisi umat Muslim terutama di Indonesia saat ini, mungkin karena lupa, memilih bersifat konsumtif, dan lupa menyisihkan sebagian hartanya.

Maka tak heran ketika Ust. Ruhul Amri dalam Mabit BFU UKM BAQI bertanya, “Siapa tokoh Nasional yang sering masuk Masjid?” jawaban BJ.Habibie, Soekarno, dll, langsung beliau salahkan, dan dengan santai beliau menjawab, “Kapiten Pattimura,” sambil mengeluarkan uang seribuan.

Memang seperti itulah kenyataannya, sedekah kita baru sampai di Kapiten Pattimura dan Pangeran Antasari saja. Kapan Sultan Mahmud Badaruddin? Kapan Gusti Ngurah Rai? Kapan Soekarno-Hatta? wAllahu ‘Alam bisshawaab.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Situs Download dan Baca Komik Gratis

Kotoba #2 ほっといて!  (Hottoite!)