Prolog: Ya, aku menikah.

Hwaa. Rasanya sudah lama sekali saya tidak posting di blog. Maklum, pekerjaan ibu rumah tangga cukup menguras banyak pikiran dan sedikit tenaga *uhuukk.

Ya, saya sudah menikah sekarang. Dan jika ada yang bertanya bagaimana rasanya menikah? Saya hanya bisa menjawabnya dalam dua kata: Luar Biasa!

Saya dan suami bertemu lewat suatu proses penjodohan yang sekarang terkenal dengan istilah ‘taaruf’. Iya, itu, yang tukeran biodata, terus ketemu, terus nikah. 

Hah? Nggak pacaran dulu nih? Aduh, pacaran udah mainstream eung, saya dan suami lebih memilih mencoba yang anti-mainstream dan tentunya, halal.

Zaman Rasulullah nikah itu nggak dibikin sulit. Kalau ada seseorang yang disukai, ya tinggal bilang ke Rasulullah, nanti disampaikan maksudnya. Atau langsung datang aja sendiri ke orangtuanya. Lebih simpel. Nggak harus berduaan dulu di tempat yang sepi, makan malam di luar, nonton di bioskop, lalu setelah yakin dengan keseriusan satu sama lain baru nikah. Ribet, coy. Mending kalau bener dia jodoh kita, tapi kalau berlabuh di tempat lain? Aduh, zina mata, zina tangan, sebelum halal itu, piye?

(?) Loh, kita harus kenalan dulu dong sama calon suami kita?
>> Iya, tapi kenalannya harus bertahun-tahun gitu? Harus pake pegangan tangan?

(?) Emangnya nggak takut nanti nggak cocok? Kan cuma kenal sebentar?
>> Yakin aja. Allah bakal kirim yang baik-baik buat yang baik-baik. Jadi fokus baikin diri aja. Sisanya serahkan ke Allah, siapa nantinya yang boleh bertamu di hati kita.

Saya dan suami sebelum menikah baru bertemu satu kali di rumah bersama orangtua. Lalu beberapa bulan kemudian melamar saya, dan menikah. Pertamanya memang canggung, tapi karena label halal sudah melekat padanya dan pada saya, jadinya ya... lama-lama juga biasa. Hehe.

Eh, kok jadi ngomongin ini ya? Oke, saya kembali ngeblog, biar makin lancar nulis.
Selamat membaca, permirsaahh..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Situs Download dan Baca Komik Gratis

Kotoba #2 ほっといて!  (Hottoite!)