Sunday Stories #3: Keajaiban itu Bernama ASI


Nak, kamu tahu?
Di antara banyaknya bukti bahwa rezeki manusia itu masing-masing sudah dijamin oleh Allah itu salah satunya adalah kamu.
Allah menjadikanmu terlihat menggemaskan, padahal kamu tak berdaya. Bicara belum bisa, berjalan apalagi. Yang kamu bisa cuma menangis dan nyengir saat tertidur.
Tapi Allah sudah mengalirkan rezeki untukmu yang selalu lapar di tengah malam.
Lewat ibu, lewat ASI.
Bagi ibu, ASI adalah sebuah keajaiban. Bagaimana susu yang tetiba mengalir setelah kamu lahir, cukup untuk memenuhi kebutuhanmu setiap hari.

***

ASI saya tidak keluar. Itu yang tersugesti dalam pikiran saya di 2 hari pertama kelahiran Ismail. IMD gagal, Ismail hanya bisa tertidur setelah kelelahan menangis. Saya tahu dia kelaparan, betapa tidak? 9 bulan dalam kandungan tak pernah merasa lapar, tiba-tiba lahir ke dunia mengenal sensasi lapar dan ASI yang seharusnya jadi pelipur laparnya tak kunjung keluar.

"Wah, kasian tuh dedenya lapar.."
"Udah, kasih sufor aja, daripada nangis terus.."
"Coba susuin ke ibu itu aja, ASInya kan banyak.."

Beberapa komentar yang timbul ikut menyugesti pikiran saya bahwa saya ibu yang gagal, karena ASI tidak keluar. Beruntung informasi bisa didapat dengan mudah saat ini, ditambah suami yang tak menelan mentah-mentah komentar orang.

"Mi, di internet katanya kalau 3 hari pertama bayi masih ada cadangan makanan, jadi umi tenang aja.." hibur suami saya.

Ibu saya pun mendukung pilihan saya untuk tetap mengusahakan mengeluarkan ASI bagaimana pun caranya. Dari mulai memanggil tukang pijat, membeli vitamin sari daun katuk, sampai menyuplai saya sayur katuk beberapa kali sehari. Saya pun percaya diri, ASI pasti keluar, karena riwayat di keluarga saya yang in syaa Allah subur semua.

Alhamdulillah, di malam hari saat Ismail berumur 2 hari, ASI saya keluar!

Ismail pun dengan semangat menyusu pada saya, melekat lamaaa sekali. Paling lama bisa sampai 4 jam non-stop. Alhamdulillah.

Setelahnya, ASI saya pun bisa melimpah ruah dengan melakukan tips ala nenek saya:
1. Makan makanan enak, untuk menjaga mood.
2. Makan yang manis, seperti minum teh manis hangat, dan dodol kacang hijau.
3. Makan sayur katuk atau bayam, tiap hari.

Dan, semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak juga ASI yang diproduksi. Maa syaa Allah..

Saat pertama kali menyusu, kendala yang pasti dialami semua ibu adalah puting yang lecet. Wuih, rasanya perih banget. Seperti luka yang harus terus menerus terkena air dan gesekan. Bahkan ada lho yang rasanya seperti mau putus, hihi. Tapi tenang, itu proses alami, kuncinya.. hadapi saja, jangan menghindar. Semakin sering bayi menyusu, perlahan puting akan menyesuaikan dan rasa sakit pun hilang. Ini saya alami hingga usia Ismail 1 bulan. Setelahnya, saya bahkan bisa tertidur pulas saat menyusui Ismail, hehe.

Perasaan bahagia ibunda menjadi kunci keberhasilan pemberian ASI. Dan kebahagiaan ibunda tidak bisa lepas dari peran suami yang senantiasa mengapresiasi sekecil-kecilnya setiap perjuangan ibu pasca melahirkan.

Tentang Memberi ASI di Luar Rumah
Awal mula memberi ASI pada Ismail selain di rumah adalah saat saya ikut pengajian ibu setelah usia Ismail 1 bulan. Ada rasa risih, tapi berhubung peserta pengajian ibu-ibu semua ya saya cuek saja. Tentu tertutup dengan jilbab, tapi usahakan juga hidung bayi tidak tertutup. Nah, lho.

Berikut tips ala saya kala ibu menyusui bepergian di luar rumah:

1) Maakk, hati-hati auratnyaa!
Ada beberapa rekan yang menggunakan Nursing Cover saat menyusui, kalau saya cukup bawa 1 kain bedong untuk menutupi, bisa berfungsi ganda juga sebagai lap kala gumoh atau pengganti bantal saat bayi tidur.

2) Gamis busui friendly boleh nih masuk anggaran
Daann.. pastikan kalau keluar rumah pakai baju busui friendly ya, alias berkancing atau ada risleting depan. Saya pernah ketemu seorang ibu di angkot yang kelabakan saat menyusui anaknya yang menangis, karena ibu tersebut pakai kaos oblong.

3) Yes! Kita tambah koleksi bergonya, hihi
Pakai jilbab kaos yang nyaman dan anti ribet, dijamin menyusui di luar rumah pun jadi aktivitas yang menyenangkan.

4) Suami, siap-siap jadi tameng, ya!
Saya pernah terpaksa harus menyusui Ismail di dalam KRL yang penuh sesak. Tapi suami dengan sigap berdiri di depan saya dan menghalangi pandangan orang-orang yang sebetulnya nggak mandangin saya, sih (idiih, Ge-eR)

Hmm, apalagi ya tips yang bisa dibagi? Berhubung saya full IRT di Rumah, saya tak menemukan kendala yang berarti. Perjuangan lebih harus dialami para Ibu bekerja, dari mulai memerah ASI, merebus botol, hingga menyetok ASIP setiap harinya.

Dari segi medis, tentu banyak manfaat yang didapat dari pemberian ASI, dari segi agama pun demikian, dianjurkan seorang Ibu menyusui anaknya selama 2 tahun.

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةُ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودُُلَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآءَاتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرُُ {233}


"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah: 233).

Dari ayat di atas jelas, Allah tidak pernah sama sekali menjadikan pemberian ASI sebagai beban bagi para Ibu. Beberapa Ibu karena kondisi medis berikhtiar member anaknya sufor karena ASInya benar-benar tidak keluar. In syaa Allah semua sudah tertulis dalam garis ketentuan-Nya.

Happy breastfeeding!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Situs Download dan Baca Komik Gratis

Kotoba #2 ほっといて!  (Hottoite!)