NewMom Diary #1: Akhirnyaa!


“Akhirnyaaa...!” uwa tertawa girang menatapku dan bayiku rebahan di ranjang.
 
“Ya, akhirnya merasakan,” aku pun tertawa.
 
Ibu, melahirkan secara normal ternyata tak semudah yang kubayangkan sebelumnya. Segala teori yang kubaca dari berbagai artikel soal meringankan rasa sakit melahirkan tak ada satu pun yang mempan.
 
“Tarik nafas lewat hidung, hembuskan perlahan lewat mulut,” tips dari sebuah artikel, atau, “Bayangkan anda akan memeluk bahagia buah hati anda dalam beberapa jam ke depan, abaikan rasa sakit.”
 
Nyatanya, sakit tetaplah sakit. Ada yang bilang melahirkan itu seperti perjuangan hidup dan mati. Aku setuju, bu. Saat mencapai puncak, rasanya aku tak peduli lagi mau mati atau hidup, aku pasrah, yang penting rasa sakit ini akan segera hilang.

Dan rasa sakit itu aku alami hampir 2 hari lamanya. Dimulai dengan rasa mulas seperti sakit haid di hari Ahad pagi (26/7) terus berlanjut hingga rasa mulasnya menjalar ke punggung bagian bawah di Senin pagi (27/7) ternyata baru pembukaan 5. Masih ada 5 pembukaan lagi yang harus kutunggu hingga aku memulai mengejan. Suamiku sigap mengusap-ngusap punggungku tiap kali aku merasakan kontraksi. Ah, aku tak ingin terlihat jelek begini di hadapannya. Jam 9 pagi kontraksi yang kurasa mulai menjadi-jadi. Kali ini rasanya menjalar ke bagian belakang, keinginan kuat untuk BAB tak bisa kubendung, otomatis aku mengejan.
 
Ibu bidan bersiap-siap. Ibu dan suamiku terlihat cemas. "Mau ditemani mama atau akang?" Mama bertanya padaku.

"Mama." Jawabku lirih. Aku tak ingin suamiku cemas melihatku yang kepayahan nantinya. Aku tak mau berwajah jelek di hadapannya. Jadilah Mama yang menemaniku di satu jam ke depan.

Dan, mengejan itu pun rupanya tak semudah seperti saat BAB. "Jangan sampai bersuara ngedennya. Ngedennya di bawah, bukan di leher." Bidan menepuk-nepuk perutku. "Nanti kalau terasa mulas, ngedennya yang kuat ya, yang lama," instruksinya.

Tak lama kemudian aku merasakan mulas, sesuai instruksi aku mengambil nafas yang panjaaangg sekali. Tapi rupanya mengejanku kurang baik, sehingga kepala bayi baru sedikit yang 'nyembul' keluar. Aku kelelahan, setelah beberapa kali mengejan progresnya sama, kepala bayi belum keluar sempurna. 
 
"Ini sedikit lagi, lho. Ayo sekarang mau nggak mau harus lama ngedennya ya. Kasihan dedenya. Bismillah dulu."

Di saat ini aku merasakan puncak kelelahan yang sangat. Mataku tak sanggup lagi terbuka karena ngantuk yang sangat. Ibu dengan sabar mengetuk-ngetuk dadaku, "Lihat tangan mama ini. Lihatnya ke sini, jangan tidur. Ayo sedikit lagi. Fifah kan udah sabar menahan sakit dari kemarin, sekarang sabar tinggal sebentar lagi."

Sejenak rasanya waktu berhenti. Aku mencoba menyugesti diriku. Aku bisa, aku kuat. Esok, di jam segini, aku sedang menggendong bayiku. Minggu depan, jam segini, aku sedang menimang-nimang bayiku. Ah, tak usah jauh-jauh. Sejam lagi, bayiku akan digendong suamiku.

Rasa mulas datang, kali ini aku mengambil nafas yang lebih panjang. Bismillah. Aku mengejan dengan sekuat tenaga sampai rasanya aku bisa kehabisan nafas. Dan... antara sadar dan tidak, aku mendengar teriakan tangis bayiku yang diiringi ucapan hamdalah ibu.
 
...

Aku menatap ibuku lekat-lekat, dalam hati aku bertanya, "Ibu, apakah ini sudah berakhir? Aku berhasil?"
 
Ibu, seakan tahu apa yang kupikirkan, mengangguk sambil berkaca-kaca, "Iya, udah. Udah. Alhamdulillah, laki-laki."
 
Aku mencoba melihat bayiku, kulitnya putih pucat. "Apa bayinya sehat, bu bidan?" lirihku. "Iya, sehat. Duh rambutnya tebel pisan, gomplok."

Setelah dibersihkan, bayi diletakkan di dadaku untuk proses IMD. Namun aku gagal karena teriak-teriak kesakitan saat dijahit lukanya. Ini bagian yang paling tidak mengenakkan. Lebih baik tidak usah diceritakan. Meski sakit, aku selalu mengulangi kata-kata ‘mantra’ yang kuucapkan setiap aku merasakan sakit, risau, lelah, dan hal tidak mengenakkan lainnya: “Ini semua akan berlalu. Ini semua akan berlalu.” Dan selanjutnya aku hanya perlu bersahabat dengan waktu untuk melaluinya.

Hari itu level baru dalam game kehidupanku: You got new soldier!
Selamat datang di game dunia, anakku :’)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Situs Download dan Baca Komik Gratis

Kotoba #2 ほっといて!  (Hottoite!)