My Day #2 HIDUP+MAKNA

Tulisannnya dirapel, jangan aneh kalau liat tanggal postingannya sama :D 

Nggak nemu makna? Cari makna!

“Seorang nenek berusia 80 tahun hanya merasakan hidupnya bermakna selama 10 tahun saja.” 

Yang udah 80 tahun aja cuma 10 tahun, lha aku yang baru 20 tahun? 
That’s right : Hidupku nggak bermakna. Ups, belum bermakna. Eh, apa udah ya? 

Aku baru sadar betul hidup itu tiap detiknya harus bermakna ketika umurku 19 tahun. Tidak bisa dibilang terlambat untuk menyadarinya dibanding dengan nenek 80 tahun itu. 

Emang gimana sih hidup yang bermakna?

Aku mencari-cari indikator hidup bermakna itu seperti apa, apa ada banyak, apa sifatnya hirarki atau tidak. Banyak orang bilang hidup kamu bermakna kalau hidupnya kamu itu bermanfaat buat orang lain. Oke, aku setuju. Tapi kupikir itu cuma salah satunya. Ada banyak aksi yang kita lakukan, yang niatnya kita untuk kebaikan diri sendiri, eh, ternyata bermanfaat buat orang lain. Contohnya, nge-upload foto kucing di fb, yang emang niat awalnya just for fun, tapi entah di kamar kosan atau warung internet mana, ada seseorang yang tersenyum di balik monitor setelah melihatnya (kok kesannya horor ya? Ah, jadi kangen nulis yang berbau misteri :D). 
Setelah hidup satu tahun ke depan, tepatnya di umur 20 tahun, aku nggak mau ambil pusing lagi dan memutuskan membuat indikator tentang makna itu sendiri dengan bahan dasar pengalaman 1 tahun ke belakang. 
Indikatornya ada dua : 

1. Harimu itu baik
Instrospeksi hari-harimu setiap hari atau perminggunya. Udah berapa kebaikan yang kamu kerjakan, ikhlas apa nggak, lillah atau nggak, terus bandingkan dengan keburukan yang kamu lakukan, sengaja atau nggak, ngerugiin kamu atau nggak. *setelah itung-itungan kasar ini jangan aneh kalau kamu emang pantes ke neraka—karena dengan begitu kamu selalu bersemangat memperbaiki diri biar masuk surga. 

2. Just feel it
Aku sering membayangkan setiap harinya—dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi—ada hologram baterai kayak di toolbar layar laptop yang mengikutiku ke mana-mana. Kalau kamu mengisi setiap detik hidupmu dengan kebaikan, berbicara yang baik, memuji kebaikan orang lain, bersyukur, maka baterainya hijau dan selalu dalam proses mengisi tapi tidak selalu 100% terisi (nothing’s perfect, u know). Dan jika kamu mengisi detik hidupmu dengan keburukan, batere itu akan berkurang, dan bisa saja menunjukkan angka 0%, dan saat itu kamu akan merasa berdosa dan banyak beristighfar. 

Nah, buat kamu-kamu yang mau pakai indikator yang kubuat, check hidupmu sekarang juga, udah bermakna apa belum? 

“Kenapa sih hidup harus bermakna?” tiba-tiba celetukan aneh ini nyembul di pikiranku—curiga ini bisikan syaithan :D hus, hus.

“Karena memang harus seperti itu.”
Kalau aku menjawabnya begitu, pasti ada banyak orang yang tidak terima. 

“Karena kalau hidupmu bermakna, hatimu akan nyaman.” 
Kalau aku menjawabnya begini ada 50:50 orang yang menerima dan yang tidak. 

“Coba aja deh sendiri. Talk less do more. Jangan ambil kesimpulan hanya karena gengsi.” 
Kalau aku menjawabnya dengan gaya cool dan dengan mata memicing, pasti banyak orang akan terdiam :D 

Yah, last but not least. Hidup kamu udah bermakna atau belum? Ask urself!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Situs Download dan Baca Komik Gratis

Kotoba #2 ほっといて!  (Hottoite!)