Rabu 8 Mei tepatnya, aku ujian PPL. Disebut ‘ujian’ pun sebenarnya hanya ngajar seperti biasa, cuma bedanya: ada jurinya. Takdir mengharuskanku ujian di kelas yang paling ‘wah’. Jika dibandingkan dengan kelas lain yang kuajar, kelas ini punya memori istimewa dalam hatiku (ceilee), selain anak-anaknya cerewet abis, dulu saat awal PPL ada beberapa orang siswa laki-laki yang berani ‘ngeloyor’ keluar kelas di tengah aku menerangkan materi pelajaran. Ngeloyor begitu aja, tanpa bilang sepatah kata pun, melewatiku yang akhirnya terbengong-bengong di depan kelas *iniciyus*. Tak hanya itu, ada seorang siswa yang bahkan santai jalan-jalan mencontek saat ulangan dan beberapa ocehan ‘kebun binatang’ yang mengiringi respon mereka terhadap materi yang kusampaikan, yang tentunya, sempat bikin ngelus dada dan istighfar banyak-banyak setiap keluar dari kelas itu. Tapi praise to Allah yang telah membolak-balikkan hati, setelah beberapa kali tatap muka dan memberikan pendekatan individu sec...