My Day #10 SMS Penuh Cinta
Adalah hal yang niscaya, keimanan manusia sifatnya yaazid
wa yanquus—bertambah dan berkurang. Ketika bertambah, apa yang akan kita
lakukan? Ketika sedang berkurang, apa yang akan kita lakukan? Di sini letak
perbedaan antara orang-orang berislam dengan benar alias bertaqwa dengan
orang-orang yang berislam biasa-biasa saja.
Tapi jangan khawatir, ketika iman kita berkurang, Allah
tidak akan membiarkan hambanya larut dalam kemalasan begitu saja. Allah selalu
memotivasi hambanya dengan cara yang unik, bisa kasat mata maupun tidak, yang
jelas tergantung mata hati kita bisa melihat ‘motivasi Allah’ ini atau tidak.
Keadaan ini tidak berlangsung selama satu hari saja.
Keesokan harinya bahkan saya kesiangan bangun untuk shalat Subuh. Sudah tidak
tahajjud, bangun kesiangan, bahan yang melengkapi syaithan untuk berpesta atas
saya di hari itu. Tak sampai di situ, saya ingat tugas membuat kartu soal UKK
yang diberikan guru pamong belum selesai saya kerjakan, padahal di jam 10 harus
segera diserahkan, jadilah saya langsung konsentrasi di depan laptop setelah shalat Subuh. Oke, akhirnya saya
memaklumi dan memaafkan diri saya—toh saya lagi nggak enak badan*ngeles.
Tapi hati saya begitu JLEB saat membaca sms di waktu dhuha dari DKM Al-Murabbi
yang isinya:
“Rasulullah bersabda: Barang siapa yang bangun di pagi
hari dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga ia tidak melihat hak-hak
Allah dalam dirinya (berdzikir) maka Allah SWT akan menanamkan 4 penyakit: 1. Kebingungan
yang tiada putus-putusnya, 2. Kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya,
3. Kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi, 4. Khayalan yang tidak
berujung. (HR. Muslim)”
SubhanAllah! Astaghfirullah!
“...hanya dunia yang dipikirkannya..” < -- tugas PPL yang
belum beres
“Kebingungan yang tiada putus-putusnya..” < --
kebingungan akan jadwal harian yang jadi kacau
“Kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya..” < -- pada
hari itu agenda saya penuh, tapi hati saya hampa (hiks)
“Kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi..” < -- bener
banget, saya nggak sempet mikirin perut selama dua hari :D
“Khayalan yang tidak berujung...” < -- banyak mengucapkan
“seandainya begini, seandainya begitu.”
SMS yang ngeJLEB banget, setelah membaca sms ini, perkataan
ustad Hanan terngiang-ngiang di kepala saya, “Kejarlah akhirat, jangan lupa
dunia.”
PPL? hal yang duniawi. Hehe, jadi saya dengan santai
meninggalkan pekerjaan saya dan mengambil air wudhu untuk shalat Dhuha.
Setelahnya saya lanjut kerjakan dengan ketenangan hati, dan semampunya saya. Di
print, langsung capcus ke sekolah. Jalanan macet, ya udahlah. Angkotnya ngetem,
ya udahlah. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Saya senyam-senyum
sendiri ketika membaca lagi sms tausiyah tadi. Nyambung banget dengan surat
Ad-Dhuha:
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
“Tuhanmu tiada meninggalkan
kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,”
-- > Ah, Allah begitu romantis
memotivasi saya lewat perantara sms ini, hehe.
وَوَجَدَكَ ضَالا فَهَدَى
“Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.”
-- > Makin klepek-klepek.
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu
maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”
So, bagi
saya cara Allah menunjukkan bahwa Dia tidak membiarkan saya saat futur ini
adalah nikmat yang besar, jadi saya membagi-bagikannya pada para pembaca. Alhamdulillah!
Komentar
Posting Komentar